Apabila al-Fatihah dibaca 41 kali, kemudian ditiupkan ke dalam air dan diminum dan dibangun mandi, maka faktor itu dapat melepaskan rasa sakit dalam diri kita. Artinya, al-Fatihah dapat mengobati penyakit dalam.

Apabila ada orang yang mengidap penyakit keterakhir-akhir mental, lalu dibacakan al-Fatihah setidak sedikit 7 kali dan diusapkan di kepalanya setiap pagi dan sekali sebelum tidur, maka penyakit itu dapat sembuh dengan seizin Allah.

Apabila al-Fatihah dibaca setidak sedikit 3 kali, kemudian kami meniupkannya ke dalam segelas air minum dan baca sambil

mengusap ke anak buah tubuh yang terasa sakit, insha Allah bakal mengurangi, bahkan dapat menyembuhkan rasa sakit itu.

Bayi yang tidak jarang menangis juga dapat diterapi dengan al-Fatihah. Caranya, bacakan al-Fatihah setidak sedikit 7 kali dan usapakan ke atas kepala bayi itu pada malam hari alias pada setiap saat. Insha Allah bakal sembuh.

Memperoleh Ampunan dari Allah.
Sebagai hamba Allah yang ebriman kepada-Nya, pasti kami menginginkan kasih sayang-Nya, belaian Rahman dan Rahim-Nya, jadi dosa-dosa yang sempat kami perbuat diampuni alias dimaafkan. Oleh sebab itu, salah satu media yang dapat dijadikan pintu mengetuk Rahman dan Rahim-Nya ialah al-Fatihah.

Kisah Nyata: Dahsyatnya Surat Al Fatihah, Dari Rumah Kontrakan Menuju Rumah Villa
Kisah nyata ini dialami oleh Pak Ghonim yang di-PHK dari pekerjannya. Pak Ghonim bersama keluarganya disuruh segara angkat kaki dari rumah kontrakan. Pasti saja ini adalah kenyataan yang sangat pahit yang sempat ia alami. Tidak ada lagi proses diplomasi, negoisasi, alias musyawarah. Semua buntu.

Dan, jalan satu-satunya adalah segera angkat koper dari kontrakan. Sebab, Pak Siregar (pemilik kontrakan) wajib segera menyerahkan rumah yang ditempati Pak Ghonim itu terhadap pihak bank sebagai konsekuensi dari ketidakmampuannya bayar utang. Beritanya, proses penyitaan rumah bakal diperbuat esok harinya kurang lebih pukul 09.00 pagi.

Pak Ghonim tidak dapat berbuat apa-apa dengan kenyataan yang tengah dihadapinya. Apalagi, Pak Siregar juga tengah dililit kesulitan. Dengan penuh kekecewaan, Pak Ghonim dan istrinya, juga tiga buah hatinya yang tetap kecil ( anak pertama duduk di kelas 3 SD, anak kedua tetap kelas 1 SD, dan ketiga tetap balita), segera memselesaikan rumah dan mengepak barang-barang yang dapat dibawa.

Apabila keesokan harinya belum ditemukan jalan keluar, Pak Ghonim telah merencanakan barang-barang tersebut bakal dititipkan pada tetangga untuk kemarin hari, sebelum diangkut ke rumah orang tua istrinya di luar kota. Ia sendiri menginap di masjid dekat rumah, kebetulan ia tidak jarang ke masjid dan telah kenal baik dengan ketua DKM di sana.

Malam harinya, Pak Ghonim tidak jadi pergi ke masjid sebab menonton sang istri tidak henti-hentinya menangis. Sangat wajar sebab kejadian itu di luar dugaan. Menonton istrinya yang sangat kecewa, Pak Ghonim mengajaknya salat berjamaah Isya di tengah rumah kontrakan. Bagi Pak Ghonim dan istrinya, salat hari ini terasa begitu khusyuk. Pak Ghonim berdoa. sementara istrinya dan anak-anaknya mengamini.

Singkat cerita, akhirnya mereka tertidur saat malam telah berlalu. Saat tersadar pada subuh hari, kurang lebih jam 04.00, dilihatnya si ulung yang bernama Rafi sedang salat. Tidak sempat keduanya menonton Rafi salat Tahajjud. Mereka kaget sekaligus kagum. Saat Rafi berdoa, Pak Ghonim dan istrinya medengar anak yang baru kelas 3 SD itu mengulang-ngulang wacana surat al-Fatihah. Mungin ratusan kali alias bahkan lebih, sambil mengadahkan tangan ke atas. Rafi tidak membaca doa apa pun tidak hanya al-Fatihah.

Berakhir salat, Rafi mengatakan pada ibunya, "Bu, Rafi sempat dengar dari Pak Ustadz kalau Allah bahagia mendengar surat al-Fatihah. Rafi baru ingat tadi malam. Ya udah, Rafi minta sama Allah dengan al-Fatihah itu agar tidak jadi pergi dari sini."

Mendengar penuturan Rafi yang tetap kecil itu, ibunya hanya mengiyakan dengan mata berkaca-kaca. "Iya, semoga saja Nak" Jawab sang ibu.

Tak disangka, selepas salat Subuh, handphone jadul milik Pak Ghonim berdering. Nyatanya, Pak Mughni, mantan bosnya di kantor menelepon. Mereka berbincang agak lama. Percakapan itu semacam mengadukan kebahagiaan. Itu terkesan dari perubahan air muka Pak Ghonim, yang tadinya kuyu menjadi cerah kembali. Penuh cahaya kebahagiaan.

Seus4i lam4 bincang-binc4ng deng4n Pak Mughn1, Pak Ghon1m seger4 menghampir1 istr1 dan anak-anakny4. Ia pun merangkul Rafi dengan mata berkaca-kaca.

"Doamu dikabulkan Nak. Alhamdulillah. Hari ini kami jadi pindah dari sini. Tapi pindahnya ke rumah yang lebih keren dari rumah ini" Kata Pak Ghonim.

Mant4n b0snya yang bernam4 Pak Mughn1 itu memperken4lkan pekerja4n b4ru, y4itu menguru5 sal4h satu vil4 milikny4 yang b4ru direnov4si. Vila itu terbilang mewah, luas, dan letaknya sangat strategis. Ketika Pak Ghonim mengungkapkan kondisi yang tengah dialaminya, mantan bosnya itu langsung menyuruhnya untuk segera pindah. Sungguh sangat ajaib Sungguh, Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya. Allah membantu Pak Ghonim dan keluarganya lewat perantara surat al-Fatihah.